Kamis, 02 Desember 2010

Sepuluh Kalimat Bijak

1.Lepaskanlah Rasa Kuatir & Ketakutan.
Ketakutan & kekuatiran hanyalah imajinasi pikiran akan suatu kejadian di masa depan yg blum tentu terjadi,
kebanyakan hal-hal yg Anda kuatirkan & takutkan tak pernah terjadi !
It's all only in your mind.

2.Buanglah Dendam.
Dendam & Amarah yg disimpan hanya akan menyedot energi diri Anda & hanya mendatangkan KELELAHAN JIWA, BUANGLAH !!

3.Berhentilah Mengeluh.
Mengeluh berarti selalu tak menerima apa yg Ada saat ini, secara tak sadar Anda membawa-bawa beban negatif.

4.Bila Ada Masalah, Selesaikan Satu Persatu.
Hanya inilah cara menangani setiap persoalan satu demi satu.

5.Tidurlah Dgn Nyenyak.
Smua masalah tak perlu dibawa tidur.
Hal tersebut buruk & tak sehat, biasakanlah tidur dgn nyaman.

6.Jauhi Urusan Orang Lain.
Biarkan masalah orang lain menjadi urusan mereka sendiri. Mereka memiliki cara sendiri utk menangani setiap masalahnya.

7.Hiduplah Pada Saat ini, Bukan Masa Lalu.
Nikmati masa lalu sebagai kenangan,
Jangan tergantung padanya.
Konsentrasilah hidupmu pada kejadian saat ini,
karna apa yg Anda miliki adalah saat ini, bukan kemarin, bukan besok.
"Be totally present"

8.Jadilah Pendengar Yg Baik.
Saat menjadi pendengar,
Anda belajar & mendapatkan ide-ide baru berbeda dari org lain.

9.Berpikirlah Positif.
Rasa frustasi datang dari pikiran negatif.
Kembalilah berpikir positif. Bertemanlah dgn orang2x yg berpikiran positif & terlibatlah dgn kegiatan2x positif.

10.Bersyukurlah.
Bersyukurlah atas hal-hal kecil yg akan membawa Anda pada hal-hal besar.
Sekecil apapun karunia yg Anda terima,
akan menghasilkan hal-hal besar & slalu membawa Anda kpd Kebahagiaan saat Anda bersyukur.
UBAHLAH SITUASI AND

Selasa, 23 November 2010

RSBI


Ada Lagi yang Latah Mau Jadi RSBI?
Selasa, 23 November 2010 | 20:13 WIB
shutterstock
Ilustrasi: Di Indonesia saat ini terdapat 1.100 sekolah berstatus RSBI mulai tingkat SD hingga SMA. Begitu melihat RSBI, sekolah lain yang bukan RSBI juga terdorong menjadi RSBI.
JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan membentuk Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) pada sekolah-sekolah tertentu yang dianggap telah memenuhi syarat oleh pemerintah menyebabkan muncul fenomena "latah RSBI" pada sekolah-sekolah yang belum memiliki status tersebut. Semua sekolah pada akhirnya berkeinginan menjadi sekolah yang berstatus RSBI kendati daya dukungnya tidak memungkinkan, baik itu dari segi kurikulum, siswa, dan guru.
Begitu melihat RSBI, sekolah lain yang bukan RSBI juga terdorong menjadi RSBI lantaran sistem pengelolaan di dalamnya sudah seperti RSBI seperti ada AC. Ini bahayanya.
-- Ade Irawan
"Guru yang direkomendasi itu seperti apa, karena peranan guru dalam RSBI itu penting sekali," ujar Lodi Paat pada diskusi tentang RSBI yang digelar oleh Koalisi pendidikan dan Indonesia Corupption Watch (ICW) di kantor ICW, Selasa (23/11/2010).
Menurut Lodi, konsep RSBI sangat tidak Indonesia. Sayangnya, umumnya masyarakat kalangan kelas menengah atas sangat menyukai RSBI lantaran memakai bahasa Inggris.
"Di sekolah RSBI itu ada kelas-kelas orang yang bisa bahasa Inggris dan yang tidak. Padahal, orang yang bisa berbahasa Inggris itu belum tentu pintar. Ini bukan berarti kita antiberbahasa Inggris, tapi contohlah Jepang, meskipun tidak fasih bahasa Inggris, mereka pintar-pintar," tandas Lodi.
Celakanya, lanjut Lodi, saat ini perlawanan terhadap kebijakan RSBI bukan hanya terhadap pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Perlawanan itu kini juga berlaku pada masyarakat menengah atas yang mendukung RSBI.
Peneliti Senior ICW, Ade Irawan, mengatakan hadirnya RSBI lebih diawali hanya untuk kepentingan proyek. Karena RSBI adalah proyek, lanjut dia, pasti akan berhenti jika uangnya habis.
Berdasarkan itu, bahaya paling besar dari RSBI adalah dampaknya yang kelak akan muncul. Di Indonesia, lanjut dia, saat ini terdapat 1.100 sekolah berstatus RSBI mulai tingkat SD hingga SMA.
"Begitu melihat RSBI, maka sekolah lain yang bukan RSBI juga terdorong menjadi RSBI lantaran sistem pengelolaan di dalamnya sudah seperti RSBI seperti ada AC. Celakanya ini mulai menjamur dan inilah bahayanya," ucap Ade.